Benteng Portugis itu terletak di Amurang, ibukota Kabupaten Minahasa Selatan. Amurang memiliki teluk yang punya jejak historis tempat singgahnya berbagai bangsa dari belahan dunia ketika itu.

Amurang berasal dari kata Amoer yang merupakan nama sebuah sungai di daerah Manchuria. Sungai itu ramai dilalui bangsa Portugis dan Spanyol saat berdagang ke Tiongkok dan menjadi jalur penting bagi perdagangan. Ketika Portugis menginjakkan kakinya di Sulawesi Utara pada sekitar tahun 1500-an, mereka melihat kekayaan alam di daerah Selatan ini berupa rempah-rempah. Benteng ini bisa dijumpai di Kelurahan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang. Diperlukan waktu sekitar satu jam dengan kendaraan mobil dari Manado untuk mencapai lokasi benteng ini.

Portugis membangun benteng ini pada waktu itu untuk melindungi aktivitas perdagangan mereka di Amurang dari ancaman perompak. Pada tahun 1943 saat Perang Dunia II, benteng ini diserang habis-habisan oleh tentara sekutu, sehingga menyisahkan apa yang bisa dilihat sekarang.

Ketika masih utuh, benteng ini dilengkapi dengan senjata meriam yang menghadap langsung ke arah Teluk Amurang. Terdapat pula beberapa bangunan pelengkapnya, seperti barak, gudang, fasilitas militer bahkan sebuah kapel (gereja kecil). Pada tahun 1700-an, bangsa Belanda menguasai benteng ini dan kehadiran mereka banyak mempengaruhi sejarah orang Minahasa.